5/02/2004

Peranan Psikologis Memelihara Binatang

(dikutip dari Harian Suara Pembaruan 2 Mei 2004)

Ibu Shinto Yth,

Anak laki-laki saya sudah lama merengek minta dibelikan kucing karena ia ingin memelihara binatang itu. Masalahnya, menurut saya, apabila kami memelihara kucing, rumah pun nanti dikotori bulu-bulu kucing yang rontok di mana-mana. Selain Itu, kami tidak suka kalau halaman kami dipenuhi kotoran kucing.Perlu diketahui, anak kami itu alergi. Matanya menjadi bengkak berair setiap kali ia habis bermain dengan kucing milik tetangga. Kami kasihan juga melihatnya setiap kali melihat kucing wajahnya kelihatan berbinar dan seperti ingin sekali memegangnya.Sekarang dia membatasi diri karena takut matanya bengkak akibat bermain dengan kucing. Apa yang bisa kami Iakukan, Bu. Apakah perlu saya bujuk untuk memelihara binatang lain saja atau bagaimana? Sebenarnya apakah ada manfaat memiliki binatang peliharaan, terutama untuk perkembangan anak?


NURSANTI, Kemanggisan


Ibu Nursanti Yth,

Putra Ibu tampaknya sudah mau memahami risiko kalau ia bermam dengan kucing. Mungkin saja keinginannya masih ada, namun ia perlu diajak untuk berpikir secara lebih realistis. Sayang tidak ada informasi mengenai usia putra ibu, tetapi saya perkirakan dia masih duduk di SD, ya? (karena masih merengek). Untuk mengobati pemenuhan keinginannya yang terkendala, terutama karena alergi yang dialami, Ibu dapat membelikannya bacaan yang berisi serba-serbi seputar kucing. Melalui bacaan itu ia mendapat pengetahuan tentang aneka macam jenis kucing, cara memeliharanya, makanannya, pemeriksaan kesehatannya dan lain-lain.Sambil membaca, bicarakanlah isi bacaan tersebut dengan keadaan di dalam keluarga Ibu. Misalnya, adakah anggota keluarga lain yang tidak suka kucing, adakah tempat khusus untuk si kucing, betapa diperlukan waktu dan usaha khusus untuk memelihara kucing, belum lagi biaya tambahan yang perlu dikeluarkan untuk itu dan sebagainya.Dalam pembicaraan tersebut dapat juga ibu kemukakan pilihan binatang peliharaan lain yang lebih mudah, murah dan yang relatif tidak memerlukan perhatian terlalu khusus.Misalnya kelinci atau ikan, tentu saja tergantung minat putra ibu sendiri.Selain itu, coba Ibu perhatikan mengapa matanya bengkak setiap kali bermain dengan kucing. Kemungkinan sambil bermain memegang-megang kucing tersebut putra ibu secara tidak sadar juga mengusap matanya dengan tangannya yang bekas memegang kucing. Mungkin di situ letak masalahnya. Kalau memang demikian, putra Ibu masih punya kesempatan untuk dapat bermain dengan kucing asalkan ia mau menjaga agar segera mencuci tangannya setiap kali akan mengusap wajahnya, apalagi matanya. Atau biasakan untuk mencuci tangan setiap selang beberapa waktu, ketika ia bermain dengan kucing. Coba Ibu perhatikan, apakah adaperbedaannya. Kalau matanya tetap saja bengkak, sebaiknya memang dilarang saja, kemungkinan ia alergi bulu kucing yang masuk melalui saluran pernapasan, hidung dan mempengaruhi matanya.Memelihara binatang memang bukan kegiatan yang populer di Indonesia. Kalau kita perhatikan di negara-negara Barat, sejak taman kanak-kanak sudah ditumbuhkan minat untuk memelihara binatang. Dalam salah satu sesi pelajaran misalnya, anak-anak diminta untuk menunjukkan dan bercerita tentang binatang peliharaannya.Di banyak negara maju, binatang peliharaan mendapat perhatian dan perawatan kesehatan yang mungkin lebih baik daripada orang-orang berpenghasilan rendah di Indonesia. Binatang peliharaan dapat menjadi teman dalam kesepian. Coba ibu perhatikan di jalan, mungkin ibu menemukan kaum gelandangan yang hidupnya serba pas-pasan, tetapi masih memelihara binatang seperti kucing atau anjing. Mengapa? Memelihara binatang dapat memberi beberapa manfaat psikologis bagi anak-anak, yaitu antara lain membantu mengembangkan kecerdasan intelektual dan emosional anak.Melalui kegiatan memelihara binatang anak-anak mendapat pengalaman berikut.

Belajar mengenal pelbagai hal dalam kehidupan, seperti kelahiran, reproduksi, kematian, penyakit, perilaku binatang dibandingkan dengan manusia dan lain-lain.
Berkembang perhatian, minat, dan kecintaan anak terhadap alam, serta kekaguman tehadap penciptaNya.


Dilatih menghargai sesama makhluk hidup, tidak bertindak sewenang-wenang terhadap binatang.
Ditumbuhkan empati dan kesabaran, mlsalnya ketika binatang peliharaan menderita sakit.
Dilatih untuk mengemban tanggung jawab, terutama terhadap kesejahteraan binatang peliharaannya.
Memiliki teman bermain atau bahkan menceritakan masalah atau "rahasia"nya.
Memiliki sumber kasih sayang dan tempat mencurahkan kasih sayang yang setia setiap saat dan mungkin lebih kooperatif daripada orang.
Belajar untuk memberi kasih sayang, belajar mencintai dan belajar mengenal kesetiaan.
Belajar untuk memperlakukan sesama makhluk, termasuk sesama manusia, dengan sikap menghargai dan kasih sayang semacam yang dipelajarinya dalam interaksi anak dengan binatang peliharaannya.
Di negara-negara maju binatang peliharaan dilatih untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri. Misalnya sebagai pembimbing orang buta. Selain itu, binatang peliharaan juga dapat memenuhi kebutuhan seseorang akan hubungan yang akrab penuh kasih sayang.
Kebutuhan untuk menyayangi juga dapat disalurkan melalui kegiatan memelihara binatang. Ada kalanya orang merasa lebih mudah berkomunikasi dengan binatang peliharaan karena binatang tidak langsung menghakimi atau menasihati. Binatang lebih menerima dan spontan dalam mengungkapkan rasa senang terhadap pemeliharaannya.
Demikianlah Ibu Nursanti semoga ulasan saya cukup bermanfaat. Selamat memilih binatang peliharaan yang disukai sekeluarga. Siapa tahu kegiatan tersebut dapat juga bermanfaat sebagai wahana untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga.

4/20/2004

Dachshund, Pemburu Tangguh di Atas dan di Dalam Tanah...

Dachshund yang seringkali juga disebut anjing ‘wiener’ atau ‘hot dog’ merupakan trah yang sangat populer. Anjing ini berasal dari Jerman, dan di sana disebut ‘teckel’. Sejarah perkembangan trah ini berlangsung lambat tapi pasti, dan telah melewati masa seabad lebih, yaitu sejak dibentuknya German Dachshund Club atau Deutscher Teckelklub pada tahun 1888. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa trah ini telah berumur lebih dari 4.000 tahun, dibuktikan dengan ditemukannya gambar-gambar anjing mirip dachshund di relief-relief piramida Mesir. Pendapat lainnya bahkan lebih ekstrim lagi, menyatakan bahwa anjing ini telah ada sejak 25 abad silam, seperti diungkapkan Major Emil Ilgner dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1896 (Lois Meistrell, The New Dachshund, Howell Book House: New York, 1989). Namun demikian semua pihak agaknya sepakat bahwa bagaimanapun juga dachshund yang kita lihat saat ini merupakan hasil pengembangan para pembiak di Jerman yang menginginkan anjing pemburu yang cerdas, tidak mengenal rasa takut serta dapat difungsikan di berbagai jenis medan, baik di atas maupun di bawah tanah.

Dalam bahasa Jerman, kata ‘dachs’ berarti musang dan ‘hund’ berarti anjing, sehingga dachshund berarti anjing musang. Dan memang demikianlah halnya, pada awalnya anjing ini dibiakkan secara khusus untuk berburu musang. Dalam perkembangan selanjutnya binatang buruannyapun bervariasi hingga melampaui ukuran tubuhnya: dari musang, kelinci, serigala hingga babi hutan. Anda tidak akan pernah menemukan trah anjing lain yang demikian ‘bernafsu’ mengejar musang dibandingkan anjing ini. Bahkan anjing dachshund yang terkecil sekalipun pun tidak akan memiliki rasa takut dan tetap memiliki naluri berburu yang kuat. Sehingga tidak mengherankan bila dalam standar dinyatakan bahwa, the dachshund should be “courageous to the point of rashness.”

Berbeda dengan anjing berburu lainnya yang kebanyakan digunakan untuk mengambil (retrieve) binatang buruan, dachshund juga dilatih untuk membawa, mengejar dan bahkan membunuh binatang buruan. Hal ini akan tergambar bila Anda memberikan mainan kepadanya: dia akan mengikuti naluri membunuhnya dengan menghancurkan mainan tersebut secepatnya.Sesuai dengan tujuan awal pembiakannya, trah ini merupakan satu-satunya anjing pemburu yang tampil hebat di atas permukaan tanah sekaligus di dalam bawah tanah. Seluruh bagian tubuhnya, yang bagi kebanyakan orang terlihat sangat lucu, sepertinya telah menjawab semua kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut. Kaki yang pendek memungkinkan Dachshund mengejar musang hingga masuk ke sarangnya di dalam bawah tanah. Ekor yang panjang, kuat dan lurus memudahkan pemiliknya menarik ketika ‘ngerong’ di lubang dalam tanah. Telapak kakinya yang besar, lebar, kuat dan berbentuk dayung menjadi alat penggali yang efisien. Kulit tubuhnya yang luwes (loose) membuatnya tidak mudah lecet ketika masuk ke lubang-lubang atau terowongan sempit. Dachshund juga memiliki dada yang besar sehingga kapasitas paru-parunya mampu mendukung kegiatannya berburu. Hidungnya yang panjang membuat area indera penciumannya lebih luas sehingga lebih peka. Gonggongannya yang sangat kuat, terutama bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, memudahkan pemilik mengetahui posisinya ketika sedang mengejar buruan di lubang-lubang bawah tanah. Tulang dan ototnya yang sangat kuat, membuat kecepatan larinya jauh di atas perkiraan kita. Saat ini, dachshund terbagi dalam tiga varitas bulu: mulus (smooth), berbulu sedang (wirehaired) dan berbulu panjang (longhaired). Trah ini juga muncul dalam dua ukuran: standar (berat lebih dari 12 pound pada umur 12 bulan) dan kecil/miniature (berat kurang dari 11 pound pada umur 12 bulan).Popularitas serta bentuknya yang unik menjadikan dachshund pilihan favorit bagi para seniman (pelukis, pemahat/pematung, dll.), illustrator, pencipta mainan serta industri periklanan. Selama abad 19 dan 20 berbagai macam barang bermotif dachshund telah dibuat: hiasan-hiasan berbahan keramik, logam, kayu, dll.; cangkir, gelas, tempat bumbu, dsb.; mainan anak-anak, perlengkapan sekolah dan kantor, dan lain sebagainya. (Poerwadi Waspodo, 20 April 2004).

4/17/2004

Pemberian Makanan Bagi Anak Anjing

Kebutuhan gizi bagi anak anjing berbeda dengan anjing dewasa. Anjing anakan biasanya lebih membutuhkan makanan dengan kandungan vitamin A, D, E dan K yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan. Makanan yang diberikan harus selalu dalam kondisi segar. Pada anak anjing berumur 2-4 bulan perlu diberikan susu khusus anjing empat kali sehari. Susu khusus dalam bentuk bubuk banyak dijual di gerai pet shop di kota-kota besar.

Susu sapi dapat diberikan kepada anak anjing tetapi harus dikentalkan dulu hingga dua kali atau ditambahkan suplemen lemak. Hal itu disebabkan susu khusus anjing mempunyai kandungan lemak sekitar 7 persen, sementara di dalam susu sapi hanya terkandung lemak 3,5 persen saja. Setiap anak anjing memberikan reaksi yang berbeda bila diberikan susu sapi. Bagi yang alergi terhadap lemak susu sapi biasanya akan menunjukkan gejala diare. Namun, gejala tersebut hanya berlangsung sementara waktu saja.

Selain susu, kuning telur dapat dicampurkan pula pada susu sebagai sumber protein hewani. Ada baiknya anak anjing diberikan makanan buatan sendiri berupa campuran daging, sayuran dan bahan makanan lain. Makanan disajikan dalam bentuk halus (dengan menggunakan blender) dan dicampurkan secara merata agar anak anjing tidak dapat memiih makanan yang disukainya. Sebaiknya, makanan dimasak terlebih dahulu agar parasit pengganggu (bakteria, protozoa, cacing dan lain-lain) dapat dimatikan.


Apabila dibeli dalam bentuk makanan jadi berupa pellet, sebaiknya dilunakkan dahulu dengan dicelupkan beberapa saat dalam susu atau air minumnya. Makanan tersebut telah disusun dengan nutrisi seimbang, tetapi hanya berlaku bagi anak anjing di bawah usia 12 bulan. Jenis makanan untuk anjing remaja (1-6 tahun) dan anjing dewasa (lebth dan 6 tahun) berbeda lagi jenis dan komposisi gizinya.
Bila anak anjing sudah berumur di atas 4 bulan perlu diberikan biskuit keras (hard biscuit) dan tulang-tulangan (beef bones, leather bones dan nylon bones). Kegunaannya untuk melatih gusi dan gigi anjing agar lebih kuat mengunyah. Disamping pemberian air minum yang selalu dalam kondisi bersih, jangan dilupakan. (Suara Pembaruan, Sabtu, 17 April 2004).

4/07/2004

Pomeranian, Anjing Mungil Kesayangan Ratu Victoria...

Pomeranian atau Pom adalah anjing mainan (toy dog) yang berukuran kecil namun kokoh dan kuat, merupakan keturunan anjing penarik kereta luncur dari Islandia dan Lapland. Tinggi bahu kira-kira 6 inci (15,3 cm) dan berat berkisar 3 hingga 7 pound (1,4 – 3,2 kg). Memiliki bulu berlapis (ganda) terdiri atas bulu bagian dalam yang pendek, halus dan lembut serta bulu bagian luar yang lebat, panjang, lurus dan kaku sehingga membentuk semacam gembrong yang tebal di sekitar leher dan punggung. Dia juga memiliki bulu berjuntai di tubuh bagian belakang. Pom tampil dalam berbagai warna seperti merah, krem, hitam, coklat, oranye, sable, biru, putih dan multi-warna yang seringkali disebut parti-color. Kelebatan bulu yang dimiliki menimbulkan kesan Pom sulit dirawat, padahal sebenarnya tidak. Cukup dengan melakukan penyisiran secara teratur maka kondisi bulu akan tetap terjaga.

Nenek moyang terdekat Pom adalah anjing gembala, berukuran lebih besar, dan biasa digunakan untuk menggembala domba di Eropa. Ratu Victoria adalah orang pertama yang membawa contoh Pom berukuran kecil dari Italia ke Inggris pada akhir abad ke-19, dan sejak itulah Pom menjadi sangat populer. Mereka menjadi anjing peliharaan rumah yang bagus, menawan dan kuat, berlawanan dengan penampilannya yang berkesan rapuh.
Pomeranian berhubungan dengan family Spitz, anjing berbulu halus yang berasal dari wilayah berangin kencang Arctic. Mereka sangat dikenal kemampuannya sebagai anjing penarik beban, anjing pemburu dan anjing penjaga.

Pom mendapatkan namanya dari Pomerania, sebuah propinsi kecil di wilayah Jerman bagian timur. Pada jaman Renaissance anjing Pom Jerman sangat digemari oleh orang-orang Eropa, meskipun saat itu bobot mereka masih sekitar 35 pound.
Michelangelo memiliki seekor anjing Pomeranian yang dengan sabar mengamatinya melukis langit-langit Kapel Sistine. Isaac Newton memiliki seekor Pom bernama Diamond. Mozart memiliki seekor Pom betina bernama Pimperl, dimana kemudian Mozart menggubah sebuah nyanyian tunggal (aria) yang dipersembahkan untuknya dan Chopin sangat terpesona oleh anjing Pom pacarnya sehingga menggubah "Valse des Petits Chiens" untuk anjing itu.

Pada tahun 1761, Charlotte, seorang gadis berusia 17 tahun dan berasal dari sebuah propinsi di dekat Pomerania, pergi ke Inggris dan menikah dengan Raja George III. Dialah orang pertama yang membawa anjing-anjing Pom ke Inggris. Pada umumnya mereka berwarna putih dan beratnya lebih dari 20 pound. Cucu Charlotte, sang permaisuri, adalah Putri Victoria yang sangat menyayangi anjing. Ketika suaminya (Pangeran Albert) tiba-tiba sakit dan meninggal pada tahun 1861 di usia 42 tahun, maka cinta dan kesedihannya yang mendalam dia tumpahkan kepada anjing-anjing kesayangannya. Dia memelihara lebih dari 15 jenis trah anjing selama hidupnya, dan di saat-saat akhir perhatiannya terfokus pada trah Pomeranian.

Pada tahun 1888 Ratu Victoria melakukan perjalanan ke Italia. Di sana ia membeli seekor Pom berwarna merah sable bernama Marco dan membawanya ke Inggris. Dalam perjalanan yang sama ke Florence (1888) Ratu Victoria juga membeli tiga anjing Pom lainnya.
Berat Marco hanya 12 pound sehingga banyak sejarawan anjing mengacu kepadanya sebagai pemicu timbulnya keinginan membiakkan Pom berukuran kecil. Marco sering mengikuti lomba dan memenangkan banyak penghargaan. Anjing terkenal lainnya setelah Marco adalah seekor anjing mungil yang lucu bernama Gina. Dia juga meraih juara (champion) di London Dog Shows.
Terdorong oleh kennel Sang Ratu, para penggemar anjing di Inggris mulai membiakkan Pom dengan ukuran lebih kecil. Ketika bobot anjing Pom dewasa mulai menembus di bawah 8 pound, mereka menyebutnya Toy Pomeranian. (Poerwadi Waspodo, 7 April 2004)

3/25/2004

Perlakuan Alpha, Pelajaran Pertama Bagi Pemilik Anjing

Ada suatu masa di mana kami sekeluarga merasa terganggu dengan kehadiran anjing kami yang bernama Betsy, seekor rottweiler yang saat itu berumur 6 bulan.
Sepulang saya dari kantor, Betsy selalu membuat suasana gaduh dan bising dengan gonggongannya dan baru berhenti setelah saya ajak jalan-jalan keluar. Keadaan ini semakin hari semakin parah sehingga jalan-jalan malam hari menjadi kegiatan rutin yang wajib dilaksanakan pertama kali sepulang saya dari kantor. Kalau tidak, dipastikan gonggongan Betsy akan semakin keras sehingga mengganggu tetangga.
Apa yang terjadi? Bagaimana mengatasinya?

Alpha

Perburuan saya ke berbagai narasumber untuk mengatasi hal ini memberikan kesimpulan bahwa Betsy telah menjadi Alpha, suatu kondisi mental dimana dia merasa menjadi penguasa yang kemauannya harus dituruti. Keyakinan atas kepemimpinan dan kekuasaannya makin hari makin kuat sehingga dia merasa berhak diperlakukan istimewa: sepulang dari kantor saya harus mengajaknya jalan-jalan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan lainnya. Alamak.....……

Disadari atau tidak, sebenarnya kamilah yang membuat Betsy berperilaku seperti itu. Maka jadilah judul di atas ‘perlakuan’ dan bukan ‘perilaku’, karena sesungguhnya sikap pemilik-lah yang menjadikan seekor anjing menjadi alpha.
Di alam aslinya, anjing adalah binatang yang hidup berkelompok (pack), dan setiap kelompok memerlukan pemimpin yang dalam hal ini disebut ‘alpha’. Secara naluriah, masing-masing anggota kelompok akan saling menguji kemampuannya untuk menjadi pemimpin dan salah satu hasil dari ‘uji-nyali’ ini adalah hirarki kelompok tersebut. Sang alpha berhak untuk selalu mendapatkan yang terbaik: makanan, tempat tidur, respek, perlakuan, dan sebagainya. Sebagai imbalannya, dia akan memberikan perlindungan, kenyamanan dan ketenangan bagi seluruh anggotanya sehingga keharmonisan kelompok selalu terjaga.

Bagi anjing peliharaan, Anda dan seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak dan para pembantu rumah-tangga adalah anggota kelompoknya. Dan secara naluriah, anjing Anda akan selalu menguji kepemimpinan Anda dan setiap anggota keluarga sampai dia menemukan posisinya yang tepat dalam hirarki kelompoknya. Bagi anjing alpha, alih-alih menuruti perintah pemiliknya mereka malah memerintah pemiliknya. Apabila pemilik melarangnya melakukan sesuatu, mereka bukannya menurut malah menggeram, mengancam bahkan menggigit.

Sebaliknya, anjing pengikut akan menunjukkan tanda-tanda ‘subordinasi’ yang berbentuk kepatuhan, ketaatan, kasih-sayang dan respek. Bukan ketakutan dan kemanjaan. Indikasi yang paling gampang dilihat adalah anjing lebih mudah ditangani, dilatih dan dirawat, misalnya disisir, digunting kukunya, dimandikan, dan dibersihkan telinganya. Intinya, anjing jauh dari sifat beringas, galak dan ganas, atau sebaliknya manja dan kolokan, tetapi lebih menonjolkan sikap kasih-sayang dan kepercayaan total pada keluarga.

Pertarungan untuk menjadi alpha tidak harus berbentuk kekerasan atau adu kekuatan fisik, melainkan lebih ke ‘perang urat syaraf’ dan trik-trik mental untuk memenangkan kepercayaan. Dominasi yang diperoleh dari kekerasan akan menghasilkan anjing yang penakut tapi berpotensi memunculkan keganasannya dengan tiba-tiba secara tidak terduga.

Apa yang harus dilakukan ?

Anjing adalah anjing, bukan manusia. Oleh sebab itu tindakan utama yang harus dilakukan adalah mengembalikan anjing pada posisi terbawah dalam hirarki keluarga. Dia harus menunjukkan sikap ‘subordinasi’ kepada seluruh anggota keluarga termasuk kepada anak-anak dan para pembantu rumah-tangga. Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan mencabut seluruh ‘perlakuan istimewa’ yang saat ini diterapkan kepadanya, selalu menanamkan kesan bahwa ‘dia anggota keluarga dengan hirarki terbawah’ dan menghindari tindakan-tindakan yang dapat dipersepsikan oleh si anjing bahwa dialah ‘sang penguasa’.
Beberapa hal kecil yang dapat kita lakukan adalah :
Melarang anjing tidur dan duduk di tempat tidur/duduk kita, melarangnya memper-mainkan mainan anak-anak kita dan makan dari tempat makan yang disimpan di sekitar rak-rak piring kita.

Selalu menyapanya pada urutan terakhir jauh setelah kita menyapa anggota keluarga lainnya. Hal ini perlu dilakukan secara demonstratif di depannya. Misalnya ketika anjing menggonggong melihat kedatangan kita, kita mendekatinya namun kita ’cuekin’ sebentar tanpa melihatnya sekilaspun, bahkan di hadapannya kita panggil anak-anak atau pembantu untuk berbicara sebentar baru kemudian menyapa anjing kita.

Ketika membawa mangkok makan / makanan kepadanya, menjelang diberikan kita berhenti dan di hadapannya kita mengobrol sebentar dengan pembantu rumah–tangga atau orang lain. Kadang-kadang bahkan kita suruh pembantu (setelah ngobrol) untuk memberikannya. Kita perlu tunjukkan kepadanya bahwa penentu kapan makanan diberikan adalah kita, bukan dia.
Untuk anjing yang sangat dominan, penanaman hirarki dapat dilakukan dengan manipulasi jadwal pemberian makanan. Masukkan anjing dalam kandang, selama dua atau tiga hari pura-pura diabaikan, tidak diberi makan melainkan hanya minum saja, kemudian kita beri makan dan sapaan. Tujuannya adalah agar anjing merasa hutang budi kepada kita dan percaya bahwa kita tidak menyakitinya bahkan berbuat baik kepadanya. Hal yang sama dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga secara bergantian.

Perintah ‘duduk’ atau ‘sit’ sangat penting untuk menekan perilaku alpha. Biasakan memberi perintah ‘duduk’ atau ‘sit’ kepada anjing Anda sebelum dia makan, berlatih, bermain atau melakukan aktivitas lainnya. Anjing harus benar-benar mengerti bahwa kita adalah penentu kapan aktivitas dapat dimulai, dan aktivitas boleh dilanjutkan setelah dia menunjukkan ‘tunduk’ dan ‘patuh’ pada kita.

Bagaimana dengan Betsy?

Hal pertama yang saya lakukan terhadap Betsy adalah secara demonstratif mengabaikannya. Sepulang kerja saya akan ngobrol dengan keluarga tanpa menghiraukannya. Setelah itu, di hadapan kandangnya saya membaca koran sore tanpa melihatnya sekilaspun. Pada hari-hari pertama salakannya dan gonggongannya luar biasa. Namun saya harus tetap memberikan impresi bahwa sayalah ‘penguasa’ bukan dia. Ketika salakannya berhenti karena kecapaian atau barangkali putus asa, baru saya menyapanya. Makin lama durasi gonggongan makin pendek dan setelah beberapa minggu hilang sama sekali. Pada saat itu bolehlah Betsy sekali-sekali diajak jalan-jalan malam lagi. (Poerwadi Waspodo, 25 Maret 2004)

2/20/2004

Akita Inu, Anjing Para Shogun..

Sejarah Akita sebagai anjing trah bermula kira-kira 300 tahun yang lalu di Jepang. Namanya diambil dari suatu wilayah yang terletak di bagian Utara Pulau Honshu. Pada awalnya, anjing ini digunakan berpasangan jantan-betina dalam lomba perburuan binatang seperti beruang Yezo yang memiliki berat 800 pon, antelope, elk, babi hutan dan rusa. Mereka bertugas untuk melacak, menangkap dan memegang binatang buruan sampai tuannya datang untuk membunuh binatang buruan tersebut. Selain itu, mereka juga digunakan untuk menangkap unggas di perairan karena mereka memiliki mulut yang ‘soft”. Ketika itu, Akita hanya dimiliki oleh para Shogun, para bangsawan yang berkuasa di wilayah-wilayah di Jepang. Memberi anak anjing Akita kepada keluarga yang baru memiliki anak dianggap akan membawa keberuntungan.

Dalam perkembangan selanjutnya, Akita digunakan pula sebagai anjing penjaga, penggembala dan aduan. Trah ini memiliki kecerdasan dan daya tahan yang tinggi. Ketajaman penciuman, penglihatan dan pendengarannya menjadikan Akita anjing penjaga yang dapat diandalkan.

Dua kemunduran utama berkaitan dengan trah ini terjadi di akhir abad ke 19. Pertama, persilangan antara Akita dengan anjing aduan Jepang, Tosa, berpengaruh pada ukuran dan sifat agresifnya. Kedua, mewabahnya penyakit rabies di Jepang yang menjangkiti lebih dari 3.000 anjing dan berakhir dengan pemusnahan seluruh anjing yang ada, baik yang terjangkit maupun tidak.

Di awal tahun 1900-an, terdapat dua kejadian positif yang mendukung perkembangan Akita. Pertama, adalah cerita tentang Hachi-ko, anjing Akita paling terkenal sepanjang masa. Setiap tahun di stasiun kereta api Shibuya, Tokyo, diadakan upacara khidmat untuk mengenangnya. Ratusan penggemar anjing berkunjung untuk memberikan penghormatan atas kesetiaannya dan pengabdiannya.

Hachi-ko yang lahir pada bulan November 1923 di wilayah Akita, Jepang, adalah anjing piaraan setia Dr. Eisaburo Ueno, seorang professor di Tokyo Imperial University. Seperti sifat dasar anjing Akita lainnya, Hachi-ko segera menyatukan hidupnya dengan si profesor tua. Setiap hari Hachi-ko mengantar tuannya ke stasiun untuk berangkat bekerja. Setiap sore, Hachi-Ko akan kembali ke stasiun untuk menjemput tuannya.

Pada suatu sore di bulan Mei 1925, Professor Ueno tidak kembali. Ia meninggal siang itu di universitas. Hachi-ko, Akita yang setia, menunggunya di stasiun sampai tengah malam. Hari berikutnya, sampai sepuluh tahun berikutnya, Hachi-ko kembali ke stasiun untuk menunggu tuan kesayangannya dan pulang kembali dengan tangan hampa. Tak ada sesuatupun dan seorangpun yang mampu mengurangi semangat dan kewaspadaan Hachi-ko dalam penantiannya setiap malam. Suatu malam, kepala stasiun menyadari kehadiran Hachi-ko, dan iapun mulai memberi makan dan tempat berteduh. Hachi-ko menjadi land-mark. Kebiasaannya diketahui oleh para penumpang dan masarakat se kota. Hal ini terus berlangsung hingga kematiannya di bulan Maret 1935. Berita ini menyebar luas di Jepang. Pemberitaan yang bertubi-tubi di surat kabar membangkitkan usulan untuk membangun sebuah monumen di stasiun. Bantuan dari Amerika dan beberapa negara lainnya berdatangan. Pada tahun 1943, sebuah patung perunggu Hachi-ko dibuat dan diletakkan di stasiun Shibuya, dimana dia selalu menunggu tuannya dengan setia. Namun, pada perang dunia ke-dua, seluruh patung diambil oleh pemerintah untuk digunakan sebagai bahan baku peluru. Setelah perang, tepatnya tahun 1948, jawatan kereta api mendirikan patung Hachi-ko yang lain. Uniknya, putera Tera Ando, pembuat patung pertama, diminta untuk mengawasi pembuatan patung yang ke-dua. Saat ini, patung tersebut tetap berdiri di stasiun Shibuya, perlambang kesetiaan, keyakinan dan kecerdasan anjing Akita.

Kejadian positif ke-dua adalah kehadiran Hellen Keller di Jepang pada tahun 1937. Dia menunjukkan perhatian yang mendalam pada anjing Akita dan membawa dua ekor anjing Akita pertama ke Amerika. Sayangnya, seekor diantaranya mati muda, dan seekor lainnya menemani Hellen Keller hingga kematiannya di tahun 1945.

Perang dunia ke-dua mengakibatkan anjing Akita di ambang kepunahan. Banyak Akita mati karena dibunuh dan dimakan oleh orang-orang yang kelaparan dan kulitnya dijadikan bahan pakaian. Yang lainnya diperintahkan untuk dibunuh guna menghindari penyebaran penyakit. Satu-satunya jalan bagi para pemilik anjing untuk menyelamatkannya adalah dengan membawanya ke daerah-daerah terpencil di gunung-gunung. Disanalah kemampuan berburu dan daya tahan yang dimiliki membantunya bertahan hingga perang berakhir. (Poerwadi Waspodo, 20 Februari 2004)

2/02/2004

Merawat Bouvier des Flanders

Jakarta – Tampangnya lucu. Sekujur tubuh anjing ini dibaluti bulu kasar yang menjuntai. Di bagian kepala, bulu kasar itu hampir menutupi kedua matanya. Tubuhnya yang kompak makin menunjukkan kekuatan besar tanpa ada kejanggalan. Apalagi didukung tatapan yang waspada dan cemerlang. Dari situ, terpancar kecerdasan dan keberanian dalam diri.

Bouvier des Flanders adalah anjing unik. Walau punya face unik, berbulu kasar dan mata yang tertutup bulu, bukan berarti bouvier termasuk anjing berpenampilan lembut. Naluri sebagai anjing penjaga dan pekerja di tanah pertanian yang baik amat lekat dalam dirinya. Dengan tubuh yang kompak itu, ia punya gaya berjalan yang bebas, cantik dan bangga. Tubuh bagian depan anjing berpipi rata dan kurus ini disokong tulang yang kuat. Otot yang bagus dan lurus membungkus tulang depan itu. Bahu Bouvier des Flanders relatif panjang berotot namun tak berisi. Tulang humerus dan belikat kira-kira sama panjangnya. Kedua tulang ini membentuk sudut sedikit lebih besar dari 90 derajat saat berdiri. Lengan atas jika dilihat dari depan terlihat lurus. Sejajar satu dengan yang lain dan tegak lurus terhadap tanah.

Di negeri asalnya, Belgia, bouvier dikenal sebagai penggembala ternak. Ia juga membantu para petani mengawasi ladang dan menarik kereta. Di Prancis, bouvier paling jago menggembala sapi atau lembu di daerah pertanian yang luas. Jadi jangan heran bila petani Belgia, menjulukinya sebagai Vuilbaard (jengot kotor) atau koe hond (anjing sapi). Sebagai anjing penjaga, bouvier punya sifat yang patut diacungi jempol. Ia setia, loyal, tak kenal takut dan protektif. Di dalam dalam rumah, bouvier tak pernah rewel. Ia terbiasa berkelakuan baik dengan pembawaan tenang. Saat diajak berpetualang keluar rumah, bouvier oke-oke saja. Hanya saja ada yang perlu diperhatikan. Kadang, pede (percaya diri) bouvier terlalu over. Anjing berpostur tegap ini bisa bersifat menguasai dan protektif terhadap anjing asing. Ia tak segan-segan untuk menyerangnya. Meski begitu, bouvier paling suka menyenangkan tuannya. Ia pun dikenal sangat ramah pada anak-anak. Bouvier punya bulu ganda hingga mampu menuntaskan pekerjaan keras di segala cuaca. Bulu bagian luarnya kasar sedang bagian yang halus ada di lapisan bawahnya. Selain halus, bulu bagian dalam ini punya warna yang berkilau dan halus. Karena punya bulu dobel, bouvier lebih suka diperbolehkan bermain di dalam dan di luar ruangan.

Jika memelihara bouvier ada beberapa hal yang kudu diperhatikan. Kita tak boleh malas melatih anjing ini setiap hari. Bouvier harus selalu diajak berinteraksi setiap hari. Latihan rutin itu takkan sia-sia. Ia akan bisa melakukan perintah seperti duduk, tinggal dan berdiri. Bouvier juga senang jika diajak joging, berjalan-jalan maupun bermain-main. O iya, anjing bertulang kuat dan berotot ini paling doyan main bola. Lincah sekali. Bulu-bulu kasar yang tebal itu juga harus diperhatikan. Bulunya yang tahan segala cuaca itu berlapis dan kusut. Jika bulunya panjang sampai enam sentimeter lebih, maka sudah perlu dicukur. Selain itu, bulu kasar itu perlu disikat setiap satu atau dua kali seminggu. Agar terlihat rapi, tiap tiga bulan digunting dan dibentuk. Daya pikat bouvier yang lain, ada pada jenggot, kumis dan alis mata yang tebal. Kepalanya yang ditonjolkan dengan kumis dan jenggot itu membuatnya tampak cantik dan punya ekspresi waspada.

Meski bouvier termasuk anjing yang kuat. Bukan berarti ia tak pernah terserang penyakit. Menurut para penggemar Bouvier des Flanders, anjing ini mudah terserang penyakit CHD. Ia juga bisa terserang gastric torsion. Kadang-kadang, ada bouvier yang terjangkit entropion. Itu sebabnya, jangan segan untuk memeriksakan pinggul anjing yang bisa hidup sampai 12 tahun ini. Penyakit rawan bagi bouvier justru gatal-gatal. Ini bisa terjadi sebab bulu anjing ini panjang. Sebagai pencegahan, kita harus rutin meng-grooming (menyikat dan menyisir) bulu-bulu kasarnya. Dengan cara ini, bouvier akan terhindar dari penyakit gatal-gatal. Kalau sudah terlanjur terserang penyakit ini, bawalah bouvier ke dokter hewan. Penyakit gatal-gatal itu bisa menular ke anjing yang lain. Tentu ini berbahaya. Jadi jangan malas pergi ke dokter hewan untuk mengobati bouvier. Tapi bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati. (bay/berbagai sumber) - (Sinar Harapan, 15 Januari 2003)

1/27/2004

Iklan Anjing Dijual

Harian Kompas - Harian Pos Kota - Harian Suara Pembaruan