4/20/2004

Dachshund, Pemburu Tangguh di Atas dan di Dalam Tanah...

Dachshund yang seringkali juga disebut anjing ‘wiener’ atau ‘hot dog’ merupakan trah yang sangat populer. Anjing ini berasal dari Jerman, dan di sana disebut ‘teckel’. Sejarah perkembangan trah ini berlangsung lambat tapi pasti, dan telah melewati masa seabad lebih, yaitu sejak dibentuknya German Dachshund Club atau Deutscher Teckelklub pada tahun 1888. Ada pendapat lain yang menyatakan bahwa trah ini telah berumur lebih dari 4.000 tahun, dibuktikan dengan ditemukannya gambar-gambar anjing mirip dachshund di relief-relief piramida Mesir. Pendapat lainnya bahkan lebih ekstrim lagi, menyatakan bahwa anjing ini telah ada sejak 25 abad silam, seperti diungkapkan Major Emil Ilgner dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1896 (Lois Meistrell, The New Dachshund, Howell Book House: New York, 1989). Namun demikian semua pihak agaknya sepakat bahwa bagaimanapun juga dachshund yang kita lihat saat ini merupakan hasil pengembangan para pembiak di Jerman yang menginginkan anjing pemburu yang cerdas, tidak mengenal rasa takut serta dapat difungsikan di berbagai jenis medan, baik di atas maupun di bawah tanah.

Dalam bahasa Jerman, kata ‘dachs’ berarti musang dan ‘hund’ berarti anjing, sehingga dachshund berarti anjing musang. Dan memang demikianlah halnya, pada awalnya anjing ini dibiakkan secara khusus untuk berburu musang. Dalam perkembangan selanjutnya binatang buruannyapun bervariasi hingga melampaui ukuran tubuhnya: dari musang, kelinci, serigala hingga babi hutan. Anda tidak akan pernah menemukan trah anjing lain yang demikian ‘bernafsu’ mengejar musang dibandingkan anjing ini. Bahkan anjing dachshund yang terkecil sekalipun pun tidak akan memiliki rasa takut dan tetap memiliki naluri berburu yang kuat. Sehingga tidak mengherankan bila dalam standar dinyatakan bahwa, the dachshund should be “courageous to the point of rashness.”

Berbeda dengan anjing berburu lainnya yang kebanyakan digunakan untuk mengambil (retrieve) binatang buruan, dachshund juga dilatih untuk membawa, mengejar dan bahkan membunuh binatang buruan. Hal ini akan tergambar bila Anda memberikan mainan kepadanya: dia akan mengikuti naluri membunuhnya dengan menghancurkan mainan tersebut secepatnya.Sesuai dengan tujuan awal pembiakannya, trah ini merupakan satu-satunya anjing pemburu yang tampil hebat di atas permukaan tanah sekaligus di dalam bawah tanah. Seluruh bagian tubuhnya, yang bagi kebanyakan orang terlihat sangat lucu, sepertinya telah menjawab semua kebutuhan untuk mencapai tujuan tersebut. Kaki yang pendek memungkinkan Dachshund mengejar musang hingga masuk ke sarangnya di dalam bawah tanah. Ekor yang panjang, kuat dan lurus memudahkan pemiliknya menarik ketika ‘ngerong’ di lubang dalam tanah. Telapak kakinya yang besar, lebar, kuat dan berbentuk dayung menjadi alat penggali yang efisien. Kulit tubuhnya yang luwes (loose) membuatnya tidak mudah lecet ketika masuk ke lubang-lubang atau terowongan sempit. Dachshund juga memiliki dada yang besar sehingga kapasitas paru-parunya mampu mendukung kegiatannya berburu. Hidungnya yang panjang membuat area indera penciumannya lebih luas sehingga lebih peka. Gonggongannya yang sangat kuat, terutama bila dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, memudahkan pemilik mengetahui posisinya ketika sedang mengejar buruan di lubang-lubang bawah tanah. Tulang dan ototnya yang sangat kuat, membuat kecepatan larinya jauh di atas perkiraan kita. Saat ini, dachshund terbagi dalam tiga varitas bulu: mulus (smooth), berbulu sedang (wirehaired) dan berbulu panjang (longhaired). Trah ini juga muncul dalam dua ukuran: standar (berat lebih dari 12 pound pada umur 12 bulan) dan kecil/miniature (berat kurang dari 11 pound pada umur 12 bulan).Popularitas serta bentuknya yang unik menjadikan dachshund pilihan favorit bagi para seniman (pelukis, pemahat/pematung, dll.), illustrator, pencipta mainan serta industri periklanan. Selama abad 19 dan 20 berbagai macam barang bermotif dachshund telah dibuat: hiasan-hiasan berbahan keramik, logam, kayu, dll.; cangkir, gelas, tempat bumbu, dsb.; mainan anak-anak, perlengkapan sekolah dan kantor, dan lain sebagainya. (Poerwadi Waspodo, 20 April 2004).

4/17/2004

Pemberian Makanan Bagi Anak Anjing

Kebutuhan gizi bagi anak anjing berbeda dengan anjing dewasa. Anjing anakan biasanya lebih membutuhkan makanan dengan kandungan vitamin A, D, E dan K yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan. Makanan yang diberikan harus selalu dalam kondisi segar. Pada anak anjing berumur 2-4 bulan perlu diberikan susu khusus anjing empat kali sehari. Susu khusus dalam bentuk bubuk banyak dijual di gerai pet shop di kota-kota besar.

Susu sapi dapat diberikan kepada anak anjing tetapi harus dikentalkan dulu hingga dua kali atau ditambahkan suplemen lemak. Hal itu disebabkan susu khusus anjing mempunyai kandungan lemak sekitar 7 persen, sementara di dalam susu sapi hanya terkandung lemak 3,5 persen saja. Setiap anak anjing memberikan reaksi yang berbeda bila diberikan susu sapi. Bagi yang alergi terhadap lemak susu sapi biasanya akan menunjukkan gejala diare. Namun, gejala tersebut hanya berlangsung sementara waktu saja.

Selain susu, kuning telur dapat dicampurkan pula pada susu sebagai sumber protein hewani. Ada baiknya anak anjing diberikan makanan buatan sendiri berupa campuran daging, sayuran dan bahan makanan lain. Makanan disajikan dalam bentuk halus (dengan menggunakan blender) dan dicampurkan secara merata agar anak anjing tidak dapat memiih makanan yang disukainya. Sebaiknya, makanan dimasak terlebih dahulu agar parasit pengganggu (bakteria, protozoa, cacing dan lain-lain) dapat dimatikan.


Apabila dibeli dalam bentuk makanan jadi berupa pellet, sebaiknya dilunakkan dahulu dengan dicelupkan beberapa saat dalam susu atau air minumnya. Makanan tersebut telah disusun dengan nutrisi seimbang, tetapi hanya berlaku bagi anak anjing di bawah usia 12 bulan. Jenis makanan untuk anjing remaja (1-6 tahun) dan anjing dewasa (lebth dan 6 tahun) berbeda lagi jenis dan komposisi gizinya.
Bila anak anjing sudah berumur di atas 4 bulan perlu diberikan biskuit keras (hard biscuit) dan tulang-tulangan (beef bones, leather bones dan nylon bones). Kegunaannya untuk melatih gusi dan gigi anjing agar lebih kuat mengunyah. Disamping pemberian air minum yang selalu dalam kondisi bersih, jangan dilupakan. (Suara Pembaruan, Sabtu, 17 April 2004).

4/07/2004

Pomeranian, Anjing Mungil Kesayangan Ratu Victoria...

Pomeranian atau Pom adalah anjing mainan (toy dog) yang berukuran kecil namun kokoh dan kuat, merupakan keturunan anjing penarik kereta luncur dari Islandia dan Lapland. Tinggi bahu kira-kira 6 inci (15,3 cm) dan berat berkisar 3 hingga 7 pound (1,4 – 3,2 kg). Memiliki bulu berlapis (ganda) terdiri atas bulu bagian dalam yang pendek, halus dan lembut serta bulu bagian luar yang lebat, panjang, lurus dan kaku sehingga membentuk semacam gembrong yang tebal di sekitar leher dan punggung. Dia juga memiliki bulu berjuntai di tubuh bagian belakang. Pom tampil dalam berbagai warna seperti merah, krem, hitam, coklat, oranye, sable, biru, putih dan multi-warna yang seringkali disebut parti-color. Kelebatan bulu yang dimiliki menimbulkan kesan Pom sulit dirawat, padahal sebenarnya tidak. Cukup dengan melakukan penyisiran secara teratur maka kondisi bulu akan tetap terjaga.

Nenek moyang terdekat Pom adalah anjing gembala, berukuran lebih besar, dan biasa digunakan untuk menggembala domba di Eropa. Ratu Victoria adalah orang pertama yang membawa contoh Pom berukuran kecil dari Italia ke Inggris pada akhir abad ke-19, dan sejak itulah Pom menjadi sangat populer. Mereka menjadi anjing peliharaan rumah yang bagus, menawan dan kuat, berlawanan dengan penampilannya yang berkesan rapuh.
Pomeranian berhubungan dengan family Spitz, anjing berbulu halus yang berasal dari wilayah berangin kencang Arctic. Mereka sangat dikenal kemampuannya sebagai anjing penarik beban, anjing pemburu dan anjing penjaga.

Pom mendapatkan namanya dari Pomerania, sebuah propinsi kecil di wilayah Jerman bagian timur. Pada jaman Renaissance anjing Pom Jerman sangat digemari oleh orang-orang Eropa, meskipun saat itu bobot mereka masih sekitar 35 pound.
Michelangelo memiliki seekor anjing Pomeranian yang dengan sabar mengamatinya melukis langit-langit Kapel Sistine. Isaac Newton memiliki seekor Pom bernama Diamond. Mozart memiliki seekor Pom betina bernama Pimperl, dimana kemudian Mozart menggubah sebuah nyanyian tunggal (aria) yang dipersembahkan untuknya dan Chopin sangat terpesona oleh anjing Pom pacarnya sehingga menggubah "Valse des Petits Chiens" untuk anjing itu.

Pada tahun 1761, Charlotte, seorang gadis berusia 17 tahun dan berasal dari sebuah propinsi di dekat Pomerania, pergi ke Inggris dan menikah dengan Raja George III. Dialah orang pertama yang membawa anjing-anjing Pom ke Inggris. Pada umumnya mereka berwarna putih dan beratnya lebih dari 20 pound. Cucu Charlotte, sang permaisuri, adalah Putri Victoria yang sangat menyayangi anjing. Ketika suaminya (Pangeran Albert) tiba-tiba sakit dan meninggal pada tahun 1861 di usia 42 tahun, maka cinta dan kesedihannya yang mendalam dia tumpahkan kepada anjing-anjing kesayangannya. Dia memelihara lebih dari 15 jenis trah anjing selama hidupnya, dan di saat-saat akhir perhatiannya terfokus pada trah Pomeranian.

Pada tahun 1888 Ratu Victoria melakukan perjalanan ke Italia. Di sana ia membeli seekor Pom berwarna merah sable bernama Marco dan membawanya ke Inggris. Dalam perjalanan yang sama ke Florence (1888) Ratu Victoria juga membeli tiga anjing Pom lainnya.
Berat Marco hanya 12 pound sehingga banyak sejarawan anjing mengacu kepadanya sebagai pemicu timbulnya keinginan membiakkan Pom berukuran kecil. Marco sering mengikuti lomba dan memenangkan banyak penghargaan. Anjing terkenal lainnya setelah Marco adalah seekor anjing mungil yang lucu bernama Gina. Dia juga meraih juara (champion) di London Dog Shows.
Terdorong oleh kennel Sang Ratu, para penggemar anjing di Inggris mulai membiakkan Pom dengan ukuran lebih kecil. Ketika bobot anjing Pom dewasa mulai menembus di bawah 8 pound, mereka menyebutnya Toy Pomeranian. (Poerwadi Waspodo, 7 April 2004)