3/31/2006

Pekingese, Singa Mungil Dari Cina

Nama Pekingese diambil dari kata peking, yaitu nama ibukota Cina sebelum berubah menjadi Beijing yang kemudian dipakai hingga saat ini. Menurut penelitian, Pekingese termasuk salah satu trah anjing tertua di dunia. Untuk beberapa abad lamanya, Pekingese hanya dimiliki oleh anggota istana kerajaan Cina. Rakyat tidak diperbolehkan memeliharanya.

Sejarah

Dikisahkan ada seekor singa yang jauh cinta kepada seekor marmoset. Singa itu kemudian mendatangi Ah Chu, biarawan yang menjadi pelindung para hewan, untuk membantunya. Ah Chu mendukung keinginan sang singa untuk 'menikah' dengan marmoset, dengan satu syarat Sang Singa harus mengorbankan ukurannya menjadi seukuran marmoset. Sang Singa setuju tetapi minta agar karakter dan hatinya sebagai seekor singa tidak dikorbankan. Konon dari perpaduan Sang Singa dan marmoset ini lahirlah Pekingese.

Pada tahun 1860 Kerajaan Cina diserang oleh tentara barat. Kaisar Xian Feng melarikan diri dari istana tetapi bibinya tetap tinggal di istana. Saat tentara barat tersebut masuk menyerbu istana, Sang Bibi bunuh diri ditunggui lima ekor Pekingese kesayangannya. Kelima Pekingese tersebut kemudian dibawa oleh tentara barat sebelum The Old Summer Palace dibakar.

Lord John Hay menerima sepasang pekingese yang kemudian diberi nama "Schloff" dan "Hytien" dan memberikannya kepada saudara perempuannya, The Duchess of Wellington, istri Henry Wellesley, 3rd Duke of Wellington. Sir George Fitzroy menerima sepasang lainnya dan memberikannya kepada sepupunya, the Duke dan Duchess of Richmond and Gordon. Lieuitenant Dunne menghadiahkan pekingese ke lima kepada Ratu Victoria dari Inggris yang kemudian memberinya nama Looty. Semua ini menjadi awal tumbuhnya keinginan para penggemar anjing untuk memelihara dan mengembangkannya. (Reni Anggraini, 31 Maret 2006)