9/05/2007

Afghan Hound, Anjing Gurun Bawaan Nabi Nuh

Anjing jenis Afghan diketahui keberadaannya kurang lebih tiga ribu tahun sebelum masehi dari catatan papyrus dan relief pada dinding-dinding piramid di Lembah Raja-raja Mesir
Sejarawan arkeologi bahkan memperkirakan trah ini telah ada sejak tujuh ribu tahun yang lalu, dan diperkirakan berasal dari Gunung Nabi Musa di Semenanjung Sinai. Ada pula teori sejarah lain yang menunjukkan keberadaan anjing sejenis yang hidup di seluruh benua Asia di masa yang sama.

Di Afghanistan, dari mana anjing ini mendapatkan namanya, Afghan Hound secara tidak resmi menjadi ‘anjing nasional’, dan penduduk asli Afghanistan menganggap dan percaya bahwa anjing bertampang moyet atau baboon ini adalah anjing yang terpilih untuk menemani Nabi Nuh di bahteranya dalam menghindari banjir besar yang melanda dunia di masa itu. Mereka juga percaya bahwa Afghan Hound adalah anjing yang diukir di dinding gua di bagian utara propinsi Balkh. Itulah sebabnya anjing Afghan juga sering disebut sebagai Balkh Hound.

Pendapat ini ditambah dengan keyakinan bahwa Afghan Hound adalah satu-satunya anjing yang disebut di kitab Perjanjian Baru Bibel, selalu menjadi bahan perdebatan. Akan lebih seru lagi apabila para penggemar Afghan Hound bertemu dengan penggemar Saluki dan Greyhound, karena mereka masing-masing berpendapat bahwa anjing merekalah yang disebut di Bibel, atau kalaupun tidak, anjing merekalah yang pertama dan anjing-anjing lainnya adalah yang ke-dua dan ke-tiga !!

Jackson Sanford dalam tulisan ilmiahnya menyatakan bahwa Afghan Hound memiliki ciri dan struktur yang mirip dengan seekor binatang yang ditemukan hidup lebih dari seratus ribu tahun yang lalu. Berdasarkan pada perbandingan struktur tulangnya, Afghan Hound memiliki kesamaan dengan binatang purbakala mirip anjing yang hidup di Asia dan bahkan diyakini keberadaannya hingga di Amerika Utara dua juta tahun yang lalu.

Selain untuk melindunginya dari hawa dingin, bulu yang lebat juga berfungsi untuk melindungi pemburu dari sengatan matahari ketika mereka berjalan kaki melintasi gurun pasir. Telapak kaki dan cakar yang besar dan tebal serta tubuh bagian belakang yang kuat menjadikan Afghan Hound cocok sebagai ‘anjing gurun’ yang berkemampuan baik untuk melintasi padang pasir yang panas serta menapaki keterjalan gunung-gunung dan bebatuan. Hal ini menjadikan bangsa Asia dan Timur Tengah mengembangkan dan mempekerjakan ‘anjing segala musim’ ini sebagai bagian penting dari kehidupannya dan tentunya hal ini membantu pelestariannya.

Di Mesir, dimana hanya binatang tertentu yang dipuja, misalnya sapi Brahma dan kucing, Afghan Hound boleh berbangga hati mendapat kehormatan sebagai binatang sahabat para raja. Afghan Hound juga memegang peranan penting dalam bidang keagamaan. Sebuah legenda menceritakan seekor anjing menjadi penunjuk jalan bagi Isis, Dewi Ibu dan Kesuburan, ketika mencari saudara dan suaminya Osiris, seorang raja Mesir yang bijaksana yang dibunuh dengan kejam dan dibuang ke sungai Nil oleh saudaranya. Peran anjing dalam membantu mengembalikan kejayaannya hingga mengangkat statusnya menjadi dewa agung telah membantu melindungi Afghan Hound dari kepunahan. Selain berperan sebagai sahabat para raja, Afghan Hound juga digunakan sebagai anjing penjaga di sepanjang perbatasan untuk melindungi dari serangan suku-suku lain yang biasanya masuk dengan cara mengendap-endap dari gurun pasir untuk mencuri. Sebagai teman tidur di siang hari dan pengawal dalam menempuh perjalanan di sekitar oasis dan perkotaan pada malam hari, Afghan Hound terkadang juga dilatih untuk mencuri di perkampungan oleh pemiliknya. Ini adalah ancaman yang menyertainya berabad-abad. Para pemilik Afghan Hound pada umumnya telah mengetahui bahwa anjingnya memiliki kapandaian mencuri, dan jauh di dalam lubuk hati setiap anjing trah murni Afghan Hound selalu tersembunyi sedikit jiwa 'pencuri'. (Poerwadi Waspodo)